Senin, 26 Februari 2018

RPP Perbankan Dasar KD 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah        : SMKIT Darussalam Boarding School 01 BATAM
Kelas/Semester       : X / Ganjil
Mata Pelajaran        : Perbankan Dasar
Materi Pokok         : Berbagai Jenis Uang
Kompt. Keahlian    : Akuntansi Keuangan
Alokasi Waktu       : 6 x 45 Menit

A.  Kompetensi Inti
1.    Pengetahuan
KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Akuntansi dan Keuangan Lembaga pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
2.    Keterampilan
KI 4 Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang Akuntansi dan Keuangan Lembaga. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

B.  Kompetensi Dasar
1.    KD pada KI pengetahuan
3.4 Menganalisis berbagai jenis uang
2.    KD pada KI keterampilan
   4.4 Melakukan klasifikasi berbagai jenis uang

C.  Indikator Pencapaian Kompetensi
1.    Indikator KD pada KI pengetahuan
3.4.1 Menegaskan sejarah adanya uang
3.4.2 Menguraikan pengertian uang
3.4.3 Menelaah kriteria uang
3.4.4 Menganalisis fungsi uang
3.4.5 Mendeteksi jenis jenis uang
3.4.6 Mendianoksis kendala kendala dalam system barter

2.    Indikator KD pada KI keterampilan
4.4.1 Kembali membuat sejarah adanya uang
4.4.2 Mereplikasi pengertian uang
4.4.3 Mematuhi kriteria uang
4.4.4 Melakukan fungsi uang
4.4.5 Menerapkan jenis jenis uang
4.4.6 Mematuhi kendala kendala dalam system barter







D.  Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan ini siswa mampu :
1.       Menjelaskan pembahasan berbagai jenis uang
2.       Menjelaskan pengertian uang
3.       Menjelaskan kriteria uang
4.       Menjelaskan fungsi uang
5.       Menjelaskan jenis jenis uang
6.       Mengevaluasi kendala kendala dalam system barter

E.  Materi Pembelajaran
Pengertian uang, sejarah, fungsi, syarat, jenis, dan teorinya
Dewasa ini kehidupan manusia bisa dibilang tidak bisa lepas dari uang. Orang sejak sebelum lahir sampai meninggal pun butuh benda yang mempunyai nama lain duit itu. Meski hanya lembaran kertas dan logam biasa (bukan emas atau perak), setiap orang mau bekerja dan sebagian rela melakukan apa saja demi mendapatkannya.

Akhirnya muncul istilah-istilah populer yang menyatakan “sangat berartinya uang”. Seperti ada uang Abang disayang, tak ada uang Abang ditendang, hampir semua di dunia ini bisa dibeli pakai uang, mabuk duit (uang), dll.
1.      Pengertian uang
Pengertian uang dibagi menjadi dua. Yaitu pengertian dalam ilmu ekonomi tradisional dan modern.
Pengertian uang dalam ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang diterima secara umum. Alat tukar ini bisa berupa apapun yang diterima orang dalam masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Uang seperti ini disebut juga uang barang.
Sedangkan dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya bahkan untuk pembayaran hutang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran.
2. Sejarah uang
Jangankan uang, pertukaran barang secara barter pun awalnya belum dikenal manusia. Kehidupan saat itu belum sekompleks sekarang. Dengan sangat sederhana manusia memenuhi kebutuhan hidup sendiri-sendiri.
Misalnya pergi berburu jika lapar; butuh pakaian tinggal membuat sendiri dengan bahan kulit binatang atau pohon; jika ingin makan makanan lain, mereka pergi ke hutan untuk mencari dan memetik buah yang diinginkan; dan lain sebagainya.
Namun, seiring berjalannya waktu manusia menghadapi kenyataan bahwa yang mereka peroleh tidak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri secara menyeluruh. Sehingga dicarilah cara tukar-menukar barang antara individu satu dengan yang lain. Cara seperti ini dikenal sebagai sistem barter.
a.       Sistem barter
Sistem barter digunakan cukup lama, berabad-abad. Sampai akhirnya manusia mendapati kendala pada sistem tersebut karena kehidupan lebih kompleks lagi
Kendala pada sistem barter misalnya sulit ketemunya dua orang pemilik barang yang saling membutuhkan satu sama lain. Misal, Si A punya buah dan butuh ikan, ketemunya dengan B yang punya ikan tetapi butuhnya bukan buah, melainkan pakaian.
b.      Uang barang
Menghadapi masalah seperti di atas, manusia memikirkan lagi hingga menemukan solusi baru. Yaitu menggunakan benda-benda tertentu sebagai alat tukar. Benda yang ditetapkan biasanya yang dapat diterima secara umum. Contohnya pada orang Romawi zaman dulu menggunakan garam.
Kalau diilustrasikan pada si A dan B di atas, maka seperti ini. A menemui penghasil garam dan menukarnya dengan buah. Setelah garam dimiliki, barulah menemui B yang memiliki ikan. Meskipun butuhnya pakaian, B menerima garam karena sudah ditetapkan sebagai uang barang. Sehingga B pun akan lebih mudah lagi menukarnya dengan orang lain yang memiliki pakaian.
Meski lebih mudah dari sistem barter, seiring perkembangan kehidupan manusia yang lebih kompleks, sistem uang barang memiliki kelemahan juga. Hal ini karena uang barang tidak mempunyai pecahan kecil sehingga kesulitan menentukan nilai, penyimpan dan pengangkutan yang susah, dan mudah hancur atau tidak tahan lama.
Akhirnya dicarilah benda yang mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:
Ø  Diterima secara umum
Ø  Lebih mudah dibawa, dan tahan lama
Ø  Benda tersebut ialah uang logam yang bahan pembuatannya dari emas dan perak.
Pada waktu itu pemilik uang logam berhak penuh atas uang tersebut. Ia bebas menimbun sebanyak-banyaknya bahkan menempa untuk dijadikan perhiasan pun tak ada larangan. Hingga muncul ketakutan pedagangan makin maju tidak bisa dilayani oleh uang logam. Hal ini mengingat jumlah emas dan perak yang terbatas.
Lagi pula, uang logam juga akan menemui kendala lain jika dalam transaksi tukar-menukar menukar berskala besar. Jumlah yang dibutuhkan makin banyak tentu akan menyulitkan dipindahtangankan. Sampai akhirnya terciptalah uang kertas.
Namun, jangan salah. Uang kertas yang beredar saat itu adalah bukti kepemilikan emas atau perak. Kertas-kertas itu dijamin seratus persen oleh emas dan perak yang tersimpan pada pandai. Sewaktu-waktu uang ini dapat ditukar kembali dengan jaminannya secara penuh.
Pada perkembangan selanjutnya, inilah yang menjadi cikal bakal uang yang kita pakai seperti sekarang ini. Orang-orang tidak lagi menggunakan emas secara langsung untuk transaksi. Mereka lebih suka memakai kertas-kertas bukti tersebut.
3.      Fungsi uang
Sudah dijelaskan di atas, fungsi uang sebagai perantara pertukaran barang dengan barang, menghindari sistem barter yang banyak menemui kendala, sehingga diharapkan transaksi perdagangan menjadi lebih mudah. Namun, secara lebih rinci dibedakan menjadi dua. Yaitu fungsi asli dan fungsi turunan.
Fungsi asli dibagi menjadi tiga:
a.       Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat mempermudah pertukaran
b.      Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) : Menunjukan nilai barang/ jasa (alat penunjuk harga), dan sebagai satuan hitung yang mempermudah pertukaran.
c.       Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta).
Fungsi turunan dibagi menjadi:
a.       Uang sebagai alat pembayaran yang sah.
b.      Uang sebagai alat pembayaran utang.
c.       Uang sebagai alat penimbun kekayaan.
d.      Uang sebagai alat pemindah kekayaan.
e.       Uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi
Syarat-syarat uang
a.       Suatu benda dapat dijadikan sebagai uang jika memenuhi syarat-syarat berikut:
b.      Benda itu harus diterima secara umum (acceptability)
c.       Untuk memenuhi kriteria poin 1, benda tersebut harus bernilai tinggi atau setidaknya dijamin oleh pemerintah
d.      Terbuat dari bahan yang bisa tahan lama (durability)
e.       Kualitasnya sama (uniformity)
f.       Jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan uang tersebut
g.      Tidak mudah dipalsukan (scarcity)
h.      Mudah dibawa (portable)
i.        Mudah dibagi tanpa mengurangi nilai (divisibility)
j.        Memiliki cenderung stabil dari waktu ke waktu (stability of value).

4.      Jenis uang
Berdasarkan jenisnya, uang dibagi menjadi dua. Yaitu
a.       Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli sehari-hari (common money).
b.      Uang giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan (deposito) yang dapat ditarik sesuai kebutuhan, contoh cek.
Uang menurut bahan pembuatannya
a.       Uang logam Adalah uang yang terbuat dari logam. Dipilih menggunakan logam karena bisa tahan lama. Pada awal kemunculannya dibuat dengan bahan emas atau perak. Semakin tinggi kadarnya semakin tinggi pula daya tukarnya. Dengan begitu uang seperti ini memiliki tiga nilai: Nilai intrinsik, yaitu nilai bahannya. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercetak/tercantum pada uang tersebut. Nilai tukar, yaitu nilai daya tukarnya. Misal Rp500.00 nilai tukarnya dapat permen, Rp10.000.00 nilai tukarnya bisa dapat sepiring nasi.
b.      Uang kertas Yaitu uang yang terbuat dari bahan kertas. Uang jenis ini hanya memiliki nilai nominal dan nilai tukar yang tinggi, sedangkan nilai intrinsiknya tidak. Begitu juga pada zaman sekarang, uang logam dibuat dengan logam biasa sehingga nilai intrinsiknya tidak sebanding dengan nilai nominal.
Menurut nilainya uang dibedakan menjadi dua:
a.       Uang penuh (full bodied money). Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh apabila nilai yang tertera di atas uang tersebut sama nilainya dengan bahan yang digunakan. Dengan kata lain, nilai nominal yang tercantum sama dengan nilai intrinsik yang terkandung dalam uang tersebut.
b.      Uang tanda (token money). Uang tanda adalah apabila nilai yang tertera pada uang lebih tinggi daripada nilai bahan yang digunakan untuk membuatnya. Dengan kata lain nilai nominal lebih besar daripada nilai intrinsik. Misal, untuk membuat uang Rp1.000,00 pemerintah mengeluarkan biaya Rp750,00.

5.      Teori nilai uang

Teori nilai uang dibagi menjadi dua. Yaitu teori uang statis dan teori uang dinamis.
a.      Teori uang statis Teori ini disebut statis karena tidak mempersoalkan perubahan nilai uang yang diakibatkan perkembangan ekonomi. Teori ini dibuat dengan tujuan untuk menjawab pertanyaan seperti: apakah sebenarnya uang? Mengapa uang itu ada harganya? Mengapa uang itu sampai beredar?
Teori ini meliputi:
a.       Teori metalisme. Teori yang hampir sama dengan pengertian nilai intrinsik.
b.      Teori konvensi. Teori yang menyatakan uang bisa diterima secara umum di masyarakat karena atas dasar perjanjian/mufakat.
c.       Teori nominalisme. Teori ini menyatakan diterimanya uang berdasarkan nilai daya belinya.
d.      Teori negara. Teori ini menyatakan bahwa uang adalah benda yang ditetapkan oleh negara yang berfungsi sebagai alat tukar dan alat bayar. Jadi nilainya pun ditetapkan oleh pemerintah yang diatur oleh undang-undang.
b.      Teori uang dinamis
Kalau teori diatas tidak mempersoalkan perubahan nilai uang, maka teori uang dinamis ini adalah sebaliknya.
Teori ini meliputi:
a.       Teori kuantitas. Pada teori ini David Ricardo menyatakan kuat atau lemahnya nilai uang sangat tergantung pada jumlah uang yang beredar. Kemudian Irving Fisher menyempurnakan teori diatas dengan menyatakan tidak hanya tergantung pada jumlah saja, melainkan juga pada kecepatan peredaran uang, barang dan jasa sebagai faktor yang memengaruhi nilai uang.
b.      Teori persediaan kas. Teori ini menyatakan bahwa perubahan nilai uang tergantung dari jumlah uang yang tidak dibelikan barang-barang.
c.       Teori ongkos produksi. Teori ini menyatakan nilai uang dalam peredaran yang berasal dari logam dan uang itu dapat dipandang sebagai barang.

F.   Model dan Metode :
1. Metode pembelajaran project based learning ( PJBL )

G. Media, Alat/Bahan Pembelajaran
1.    Media
a.       Papan tulis
b.      Spidol
c.       Pengaris    
2.    Alat/Bahan
a.       LCD/OHP.
b.      Komputer/Laptop.




H.  Sumber Belajar
1.      Buku Referensi
2.      Elektronik
3.      Alam lingkungan
4.      SOP DU/DI
5.      Modul  Dasar Dasar Perbankan, Karangan Ernawati

I.     Langkah Langkah Pembelajaran

Pertemuan 4
No
Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu
1
Pendahuluan
·         Guru mengkondisikan kelas mulai dari mengabsen, menyapa dan menanyakan kabar kepada peserta didik.
·         Guru membacakan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran.
·         Guru membacakan serta menjelaskan tujuan pembelajaran kepada peserta didik.
·         Guru meningkatkan motivasi peserta didik dengan cara memberikan kisah-kisah inspiratif atau dengan cara merelevansikan materi pelajaran dengan nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya.
·         Guru melakukan kegiatan apersepsi untuk merelevansikan materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan, yaitu mengenai berbagai jenis uang
15
menit
2
Kegiatan Inti
Eksplorasi
·         Peserta didik diminta untuk memaparkan pengetahuannya mengenai berbagai jenis uang
·         Peserta didik diminta untuk menyebutkan berbagai jenis uang
Elaborasi
·         Guru membimbing dan memfasilitasi peserta didik guna meningkatkan pengetahuan dan pemahamamnya dengan memberikan penjelasan mengenai berbagai jenis uang
·         Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berdiskusi tentang materi berbagai jenis uang atau bagian yang belum dimengerti.
105 Menit
3
Penutup
·           Peserta didik menuliskan kembali materi yang di pelajari.
15 menit

Pertemuan 5
No
Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu
1
Pendahuluan
·         Guru mengkondisikan kelas mulai dari mengabsen, menyapa dan menanyakan kabar kepada peserta didik.
·         Guru membacakan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran.
·         Guru membacakan serta menjelaskan tujuan pembelajaran kepada peserta didik.
·         Guru meningkatkan motivasi peserta didik dengan cara memberikan kisah-kisah inspiratif atau dengan cara merelevansikan materi pelajaran dengan nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya.
·         Guru melakukan kegiatan apersepsi untuk merelevansikan materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan, yaitu mengenai berbagai jenis uang
15
menit
2
Kegiatan Inti
Eksplorasi
·         Peserta didik diminta untuk memaparkan pengetahuannya mengenai berbagai jenis uang
·         Peserta didik diminta untuk menyebutkan berbagai jenis uang
Elaborasi
·         Guru membimbing dan memfasilitasi peserta didik guna meningkatkan pengetahuan dan pemahamamnya dengan memberikan penjelasan mengenai berbagai jenis uang
·         Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berdiskusi tentang materi berbagai jenis uang atau bagian yang belum dimengerti.
105 Menit
3
Penutup
·           Peserta didik menuliskan kembali materi yang di pelajari.
15 menit

J.    Penilaian Pembelajaran, Remedial dan Pengayaan
Aspek yang dinilai
Mendengarkan/Berbicara:
a.       Tercapai tujuan (terhibur atau mendapatkan nilai moral yang disampaikan)
b.      Penggunaan ungkapan
c.       Pengucapan, intonasi, tata bahasa, kosa kata
d.      sikap
Membaca Pemahaman:
a.        Mengidentifikasi hubungan keluarga orang-orang yang ada dalam teks

Membaca nyaring:
a.      Pengucapan, intonasi, tata bahasa, kosa kata
b.      Sikap
Menulis
a.       Ketepatan penggunaan sebutan untuk hubungan keluarga sesuai dengan bagan silsilah yang diberikan.
b.      Ejaan, tanda baca, tulisan tangan materi berbagai jenis uang
Cara penilaian:
a.       Tes lisan/tertulis
b.      Observasi kelas
c.       Portofolio.

Contoh Rubrik Penilaian

Format Penilaian ‘Retelling Story’
(Menggunakan Skala Penilaian)

Nama Siswa: ________                               Kelas: X Akuntansi
No.
Aspek Yang Dinilai
Nilai
1
2
3
4
1.
Content
2.
Fluency
3.
Language
a. Pronunciation and intonation
b. Grammar
c. Vocabulary
4.
Performance ( eye contact, facial expression,  gesture)
Jumlah
Skor Maksimum
20

Keterangan penilaian:
1 = tidak kompeten
2 = cukup kompeten
3 = kompeten
4 = sangat kompeten


Jika seorang siswa memperoleh skor 20 dapat ditetapkan ”sangat kompeten”. Dan seterusnya sesuai dengan jumlah skor perolehan.

Mengetahui
Kepala Sekolah SMKIT DBS 01 BATAM

Omas Sauludin, S.Pd., M.M.
NIY. 200307010157

Batam,  Juli 2017
Guru Mapel Akuntansi


Rozi Gusrianto, S.Pd.
NIY. 201708010464


.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar