RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMKIT Darussalam Boarding School 01
BATAM
Kelas/Semester
: X / Ganjil
Mata
Pelajaran : Perbankan Dasar
Materi Pokok : Berbagai Jenis
Uang
Kompt. Keahlian : Akuntansi Keuangan
Alokasi
Waktu : 6 x 45 Menit
A.
Kompetensi Inti
1. Pengetahuan
KI 3 Memahami, menerapkan,
menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual,
operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja
Akuntansi dan Keuangan Lembaga pada tingkat
teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi
diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat
nasional, regional, dan internasional.
2.
Keterampilan
KI 4 Melaksanakan tugas
spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim
dilakukan serta
memecahkan
masalah sesuai dengan bidang Akuntansi
dan Keuangan Lembaga. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang
terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan
keterampilan
menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif,
dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
B.
Kompetensi Dasar
1.
KD
pada KI pengetahuan
3.4
Menganalisis berbagai jenis uang
2.
KD
pada KI keterampilan
4.4 Melakukan klasifikasi berbagai jenis uang
C.
Indikator Pencapaian
Kompetensi
1. Indikator KD pada KI pengetahuan
3.4.1 Menegaskan sejarah adanya uang
3.4.2
Menguraikan pengertian uang
3.4.3 Menelaah
kriteria uang
3.4.4
Menganalisis fungsi uang
3.4.5 Mendeteksi
jenis jenis uang
3.4.6
Mendianoksis kendala kendala dalam system barter
2. Indikator KD pada KI keterampilan
4.4.1 Kembali membuat sejarah adanya
uang
4.4.2
Mereplikasi pengertian uang
4.4.3 Mematuhi
kriteria uang
4.4.4 Melakukan
fungsi uang
4.4.5
Menerapkan jenis jenis uang
4.4.6 Mematuhi
kendala kendala dalam system barter
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui
kegiatan ini siswa mampu :
1.
Menjelaskan pembahasan berbagai jenis
uang
2.
Menjelaskan pengertian
uang
3.
Menjelaskan kriteria uang
4.
Menjelaskan fungsi uang
5.
Menjelaskan jenis jenis
uang
6.
Mengevaluasi kendala kendala dalam system barter
E. Materi Pembelajaran
Pengertian uang, sejarah, fungsi, syarat, jenis,
dan teorinya
Dewasa
ini kehidupan manusia bisa dibilang tidak bisa lepas dari uang. Orang sejak
sebelum lahir sampai meninggal pun butuh benda yang mempunyai nama lain duit
itu. Meski hanya lembaran kertas dan logam biasa (bukan emas atau perak),
setiap orang mau bekerja dan sebagian rela melakukan apa saja demi
mendapatkannya.
Akhirnya
muncul istilah-istilah populer yang menyatakan “sangat berartinya uang”.
Seperti ada uang Abang disayang, tak ada uang Abang ditendang, hampir semua
di dunia ini bisa dibeli pakai uang, mabuk duit (uang), dll.
1.
Pengertian
uang
Pengertian
uang dibagi menjadi dua. Yaitu pengertian dalam ilmu ekonomi tradisional dan
modern.
Pengertian
uang dalam ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang
diterima secara umum. Alat tukar ini bisa berupa apapun yang diterima orang
dalam masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Uang seperti ini
disebut juga uang barang.
Sedangkan
dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia
dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang
dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya bahkan untuk pembayaran hutang.
Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran.
2.
Sejarah
uang
Jangankan
uang, pertukaran barang secara barter pun awalnya belum dikenal manusia.
Kehidupan saat itu belum sekompleks sekarang. Dengan sangat sederhana manusia
memenuhi kebutuhan hidup sendiri-sendiri.
Misalnya
pergi berburu jika lapar; butuh pakaian tinggal membuat sendiri dengan bahan
kulit binatang atau pohon; jika ingin makan makanan lain, mereka pergi ke
hutan untuk mencari dan memetik buah yang diinginkan; dan lain sebagainya.
Namun,
seiring berjalannya waktu manusia menghadapi kenyataan bahwa yang mereka
peroleh tidak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri secara menyeluruh. Sehingga
dicarilah cara tukar-menukar barang antara individu satu dengan yang lain.
Cara seperti ini dikenal sebagai sistem barter.
a. Sistem
barter
Sistem
barter digunakan cukup lama, berabad-abad. Sampai akhirnya manusia mendapati
kendala pada sistem tersebut karena kehidupan lebih kompleks lagi
Kendala
pada sistem barter misalnya sulit ketemunya dua orang pemilik barang yang
saling membutuhkan satu sama lain. Misal, Si A punya buah dan butuh ikan,
ketemunya dengan B yang punya ikan tetapi butuhnya bukan buah, melainkan
pakaian.
b. Uang
barang
Menghadapi
masalah seperti di atas, manusia memikirkan lagi hingga menemukan solusi
baru. Yaitu menggunakan benda-benda tertentu sebagai alat tukar. Benda yang
ditetapkan biasanya yang dapat diterima secara umum. Contohnya pada orang
Romawi zaman dulu menggunakan garam.
Kalau
diilustrasikan pada si A dan B di atas, maka seperti ini. A menemui penghasil
garam dan menukarnya dengan buah. Setelah garam dimiliki, barulah menemui B
yang memiliki ikan. Meskipun butuhnya pakaian, B menerima garam karena sudah
ditetapkan sebagai uang barang. Sehingga B pun akan lebih mudah lagi
menukarnya dengan orang lain yang memiliki pakaian.
Meski
lebih mudah dari sistem barter, seiring perkembangan kehidupan manusia yang
lebih kompleks, sistem uang barang memiliki kelemahan juga. Hal ini karena
uang barang tidak mempunyai pecahan kecil sehingga kesulitan menentukan
nilai, penyimpan dan pengangkutan yang susah, dan mudah hancur atau tidak
tahan lama.
Akhirnya dicarilah benda yang mempunyai
syarat-syarat sebagai berikut:
Ø Diterima
secara umum
Ø Lebih
mudah dibawa, dan tahan lama
Ø Benda
tersebut ialah uang logam yang bahan pembuatannya dari emas dan perak.
Pada
waktu itu pemilik uang logam berhak penuh atas uang tersebut. Ia bebas
menimbun sebanyak-banyaknya bahkan menempa untuk dijadikan perhiasan pun tak
ada larangan. Hingga muncul ketakutan pedagangan makin maju tidak bisa
dilayani oleh uang logam. Hal ini mengingat jumlah emas dan perak yang
terbatas.
Lagi
pula, uang logam juga akan menemui kendala lain jika dalam transaksi
tukar-menukar menukar berskala besar. Jumlah yang dibutuhkan makin banyak
tentu akan menyulitkan dipindahtangankan. Sampai akhirnya terciptalah uang
kertas.
Namun,
jangan salah. Uang kertas yang beredar saat itu adalah bukti kepemilikan emas
atau perak. Kertas-kertas itu dijamin seratus persen oleh emas dan perak yang
tersimpan pada pandai. Sewaktu-waktu uang ini dapat ditukar kembali dengan
jaminannya secara penuh.
Pada
perkembangan selanjutnya, inilah yang menjadi cikal bakal uang yang kita
pakai seperti sekarang ini. Orang-orang tidak lagi menggunakan emas secara
langsung untuk transaksi. Mereka lebih suka memakai kertas-kertas bukti
tersebut.
3.
Fungsi
uang
Sudah
dijelaskan di atas, fungsi uang sebagai perantara pertukaran barang dengan
barang, menghindari sistem barter yang banyak menemui kendala, sehingga
diharapkan transaksi perdagangan menjadi lebih mudah. Namun, secara lebih
rinci dibedakan menjadi dua. Yaitu fungsi asli dan fungsi turunan.
Fungsi asli dibagi menjadi tiga:
a. Uang
berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat mempermudah
pertukaran
b. Uang
juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) : Menunjukan nilai
barang/ jasa (alat penunjuk harga), dan sebagai satuan hitung yang mempermudah
pertukaran.
c. Selain
itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta).
Fungsi turunan dibagi menjadi:
a. Uang
sebagai alat pembayaran yang sah.
b. Uang
sebagai alat pembayaran utang.
c. Uang
sebagai alat penimbun kekayaan.
d. Uang
sebagai alat pemindah kekayaan.
e. Uang
sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi
Syarat-syarat uang
a. Suatu
benda dapat dijadikan sebagai uang jika memenuhi syarat-syarat berikut:
b. Benda
itu harus diterima secara umum (acceptability)
c. Untuk
memenuhi kriteria poin 1, benda tersebut harus bernilai tinggi atau
setidaknya dijamin oleh pemerintah
d. Terbuat
dari bahan yang bisa tahan lama (durability)
e. Kualitasnya
sama (uniformity)
f. Jumlahnya
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan uang tersebut
g. Tidak
mudah dipalsukan (scarcity)
h. Mudah
dibawa (portable)
i.
Mudah dibagi tanpa
mengurangi nilai (divisibility)
j.
Memiliki cenderung
stabil dari waktu ke waktu (stability of value).
4.
Jenis
uang
Berdasarkan jenisnya, uang dibagi menjadi dua.
Yaitu
a. Uang
kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam
melakukan transaksi jual beli sehari-hari (common money).
b. Uang
giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan (deposito)
yang dapat ditarik sesuai kebutuhan, contoh cek.
Uang menurut
bahan pembuatannya
a. Uang
logam Adalah uang yang terbuat dari logam. Dipilih menggunakan logam karena
bisa tahan lama. Pada awal kemunculannya dibuat dengan bahan emas atau perak.
Semakin tinggi kadarnya semakin tinggi pula daya tukarnya. Dengan begitu uang
seperti ini memiliki tiga nilai: Nilai intrinsik, yaitu nilai bahannya. Nilai
nominal, yaitu nilai yang tercetak/tercantum pada uang tersebut. Nilai tukar,
yaitu nilai daya tukarnya. Misal Rp500.00 nilai tukarnya dapat permen,
Rp10.000.00 nilai tukarnya bisa dapat sepiring nasi.
b. Uang
kertas Yaitu uang yang terbuat dari bahan kertas. Uang jenis ini hanya
memiliki nilai nominal dan nilai tukar yang tinggi, sedangkan nilai
intrinsiknya tidak. Begitu juga pada zaman sekarang, uang logam dibuat dengan
logam biasa sehingga nilai intrinsiknya tidak sebanding dengan nilai nominal.
Menurut nilainya
uang dibedakan menjadi dua:
a. Uang
penuh (full bodied money). Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh apabila
nilai yang tertera di atas uang tersebut sama nilainya dengan bahan yang
digunakan. Dengan kata lain, nilai nominal yang tercantum sama dengan nilai
intrinsik yang terkandung dalam uang tersebut.
b. Uang
tanda (token money). Uang tanda adalah apabila nilai yang tertera pada uang
lebih tinggi daripada nilai bahan yang digunakan untuk membuatnya. Dengan
kata lain nilai nominal lebih besar daripada nilai intrinsik. Misal, untuk
membuat uang Rp1.000,00 pemerintah mengeluarkan biaya Rp750,00.
5.
Teori
nilai uang
Teori nilai uang dibagi menjadi dua. Yaitu teori
uang statis dan teori uang dinamis.
a.
Teori uang statis Teori
ini disebut statis karena tidak mempersoalkan perubahan nilai uang yang
diakibatkan perkembangan ekonomi. Teori ini dibuat dengan tujuan untuk
menjawab pertanyaan seperti: apakah sebenarnya uang? Mengapa uang itu ada
harganya? Mengapa uang itu sampai beredar?
Teori ini
meliputi:
a. Teori
metalisme. Teori yang hampir sama dengan pengertian nilai intrinsik.
b. Teori
konvensi. Teori yang menyatakan uang bisa diterima secara umum di masyarakat
karena atas dasar perjanjian/mufakat.
c. Teori
nominalisme. Teori ini menyatakan diterimanya uang berdasarkan nilai daya
belinya.
d. Teori
negara. Teori ini menyatakan bahwa uang adalah benda yang ditetapkan oleh
negara yang berfungsi sebagai alat tukar dan alat bayar. Jadi nilainya pun
ditetapkan oleh pemerintah yang diatur oleh undang-undang.
b.
Teori uang dinamis
Kalau teori
diatas tidak mempersoalkan perubahan nilai uang, maka teori uang dinamis ini
adalah sebaliknya.
Teori ini
meliputi:
a. Teori
kuantitas. Pada teori ini David Ricardo menyatakan kuat atau lemahnya nilai
uang sangat tergantung pada jumlah uang yang beredar. Kemudian Irving Fisher
menyempurnakan teori diatas dengan menyatakan tidak hanya tergantung pada
jumlah saja, melainkan juga pada kecepatan peredaran uang, barang dan jasa
sebagai faktor yang memengaruhi nilai uang.
b. Teori
persediaan kas. Teori ini menyatakan bahwa perubahan nilai uang tergantung
dari jumlah uang yang tidak dibelikan barang-barang.
c. Teori
ongkos produksi. Teori ini menyatakan nilai uang dalam peredaran yang berasal
dari logam dan uang itu dapat dipandang sebagai barang.
F.
Model dan Metode :
1. Metode pembelajaran project based
learning ( PJBL )
G. Media, Alat/Bahan Pembelajaran
1.
Media
a.
Papan tulis
b.
Spidol
c.
Pengaris
2.
Alat/Bahan
a.
LCD/OHP.
b.
Komputer/Laptop.
H.
Sumber Belajar
1.
Buku Referensi
2.
Elektronik
3.
Alam lingkungan
4.
SOP DU/DI
5.
Modul Dasar Dasar Perbankan,
Karangan Ernawati
I.
Langkah Langkah
Pembelajaran
Pertemuan
4
Pertemuan
5
J.
Penilaian Pembelajaran,
Remedial dan Pengayaan
Aspek yang dinilai
Mendengarkan/Berbicara:
a.
Tercapai tujuan (terhibur atau mendapatkan nilai
moral yang disampaikan)
b.
Penggunaan ungkapan
c.
Pengucapan, intonasi, tata bahasa, kosa
kata
d.
sikap
Membaca Pemahaman:
a.
Mengidentifikasi
hubungan keluarga orang-orang yang ada dalam teks
Membaca
nyaring:
a. Pengucapan,
intonasi, tata bahasa, kosa kata
b.
Sikap
Menulis
a.
Ketepatan penggunaan sebutan untuk
hubungan keluarga sesuai dengan bagan silsilah yang diberikan.
b.
Ejaan, tanda baca, tulisan tangan materi
berbagai jenis uang
Cara penilaian:
a.
Tes lisan/tertulis
b.
Observasi kelas
c.
Portofolio.
Contoh Rubrik Penilaian
Format Penilaian ‘Retelling Story’
(Menggunakan Skala Penilaian)
Nama Siswa:
________
Kelas: X Akuntansi
Keterangan
penilaian:
1 = tidak kompeten
2 = cukup kompeten
3 = kompeten
4 = sangat kompeten
Jika seorang siswa memperoleh skor 20 dapat
ditetapkan ”sangat kompeten”. Dan seterusnya sesuai dengan jumlah skor
perolehan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar